HARI PAHLAWAN DAN RESOLUSI JIHAD NU
Sejarah pertempuran 10 November di Surabaya, awalnya tidak
ada yg mau mengakui akan peran dan adanya fatwa & resolusi jihad dari
Nahdlatul Ulama. Hal ini dapat dilacak dari Tulisanya Prof Ruslan Abdul Gani, yang mengatakan
bahwa Resolusi Jihad dari KH Hasyim Asy’ari disebut tidak pernah ada dan tidak
pernah disebut. Bung tomo, paghlawan
Nasional, yang pidato dengan teriak-teriak dan penuh semangat saat perang 10
November berkobar, dalam bukunya juga tidak pernah menyebutkan bahwa fatwa
& resolusi jihad pernah ada. Ditambah, Laporan tulisan mayor Jendral Sungkono juga tidak
menyebut pernah ada fatwa & resolusi jihad
Karena itu banyak orang menganggap Fatwa & Resolusi
Jihad itu hanya dongeng dan ceritanya orang NU saja. “Di antara elemen bangsa Indonesia yang tidak
memiliki peran dan andil dalam usaha kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa Indonesia itu hanya golongan pesantren khususnya NU." Itulah
kesimpulan seminar nasional di perguruan tinggi negeri besar di Jakarta tentang
perjuangan menegakkan Negara Republik Indonesia pada tahun 2014. Bahkan dengan
sinis salah seorang menyatakan “organisasi PKI, itu saja pernah berjasa. Karena
pernah melakukan pemberontakan tahun 1926 melawan belanda. NU tidak pernah”. Itu sangat aneh. Pandangan ini juga pernah
dianut oleh tokoh-tokoh LIPI. Gus Dur kemudian
juga mengonfirmasi kalau sejarah ulama dan kiai memang sudah lama ingin
dilenyapkan dan ditiadakan.
Tahun 1990 ada peringatan 45 tahun pertempuran 10 November, yang
jadi pahlawan besar dalam pertempuran 10 November diumumkan dari golongan mereka,
Yakni orang terpelajar yang berpendidikan tinggi. Nama-nama mereka muncul
tersebar di televisi, Koran, majalah.
“Itu ceritone 10 November yang berjasa itu harusnya Kyai
Hasyim Asy'ari dan poro kiai. Kok bisa yang jadi pahlawan itu wong-wong
sosialis?". Itu komentar Nyai Sholihah, ibu Gus Dur.
Dari situlah Gusdur diminta untuk klarifikasi. Lalu Gusdur
klarifikasi dan menemui tokoh-tokoh tua & senior di kalangan kelompok
sosialis, mengenai 10 November. Sambil
ketawa-ketawa mereka menjawab: "Yang namanya sejarah dari dulu kan selalu
berulang, Gus. Bahwa sejarah sudah mencatat, orang bodoh itu makanannya orang
pintar. Yang berjasa orang bodoh, tapi yang jadi pahlawan wong pinter. Itu biasa,
Gus," katanya kepada Gusdur.
Wah itu gus dur marah betul dibegitukan, berarti mereka
sampai tahun 90 masih nganggap NU bodoh…. Itulah, tahun 91 Gus dur melakukan
kaderisasi besar-besaran anak muda NU. Anak-anak dilatih untuk mengenal
analisis sosial, ansos pertama kali. Teori-teori2 sosial diajarkan sama Gus dUr
ke anak2… filsafat, sejarah… apapun… Geopolitik, geostrategi.. diajari anak2…
Supaya tidak lagi dianggap bodoh. Dan kemudian berkembang. Saya termasuk yg
ikut pertama kali kaderisasi itu. karena itu agak faham.
Itulah, seluruh penulis sejarah Indonesia menyatakan fatwa
dan resolusi jihad tidak ada. Tapi ternyata saya menemukan tulisannya seorang
sarjana, sejarawan amerika… frederik Anderson. Dalam tulisanya tentang
penjajahan jepang di Indonesia 42 sampai 45 di Indonesia.
Beliau menyatakan. Tanggal 22 oktober pernah ada resolusi
jihad yg dikeluarkan oleh pengurus besar nahdlatul ulama di Surabaya. Bagaimana
Frederik Anderson ini menyatakan bahwa tanggal 22 oktobet 45 itu ada resolusi
jihad? Ternyata beliau memiliki sumber dasar. Karena apa? Setelah resolusi
jihad dikumandangkan tanggal 22 oktober, tanggal 25 oktober kantor berita
Antara yaitu kantor berita nasional memuat secara lengkap resolusi jihad…
Kantor berita Negara itu…
Tanggal 27 oktober Koran kedaulatan rakyat juga memuat
secara lengkap resolusi jihad. Ada lagi Koran suara masarakat di Jakarta, juga
memuat resolusi jihad.
Artinya, peristiwa ini ada sekalipun wong Indonesia tidak
mau menulis bahwa itu ada. Karena menganggap NU yg mengeluarkan ini golongan
lapisan bawah. Dimanipulasi…
Disitulah kita temukan, kita patahkan Pandangan orang yg
mengatakan NU satu2 nya elemen bangsa Indonesia yg tidak memeliki peran apapun
dalam bina Negara republik Indonesia. Disitu kita buka, kita bongkar dokumen2
lama yg sebagian besar berbahasa belanda, bahasa inggris, bahasa perancis dan
sebagainya.. bahasa jepang…
Disitu kita dapat, ketika Indonesia pertama kali merdeka ga
punya tentara, tidak ada tentara.. baru dua bulan kemudian diadakan tentara.
Agustus, September, oktober… 5 oktober dibentuk tentara keamanan rakyat (TKR).
Ini dokumen Negara. Silakan dibaca di sekretariat Negara, di arsip nasional ini
semua ada. Nah, dg dibentuknya ini Negara Indonesia sudah punya tentara.
Tanggal 10 oktober diumumkanlah jumlah tentara keamanan rakyat di jawa saja.
Belum Sumatra dll.. itu ternyata TKR di jawa jumlahnya 10 divisi. 1 divisi
isinya 10.000 prajurit. Terdiri dari 3 resimen, terdiri dari 15 batalyon. 1
divisi… jd 10 divisi artinya TKR jumlahnya 100.000 pasukan. Itu TKR pertama. Yg
nanti menjadi TNI.
Dari pernyataan data TKR yg dikeluarkan pemerintah tanggal
10 oktober 1945 kita tahu, bahwa komandan divisi pertama TKR itu adalah Kolonel
KH. Sam’un. Kiyai… pengasuh pesantren di Banten. Komandan divisi ketiga adalah
kolonel KH. Arwiji kartawinata. Ini di tasikmalaya. Pangkatnya kolonel.. kiyai
haji… sampai tingkat resimen sama… resimen 17 dipimpin letnan kolonel KH.
Iskandar idris. Resimen 8 dipimpin letnan kolonel KH. Yunus anis. Sampek
komandan batalyon… komandan batalyon TKR Malang dipimpin mayor KH. Iskandar
sulaiman. Siapa kiyai iskandar sulaiman ini? Beliau saat itu jabatannya rois
suriyah kabupaten malang. Poro kiyai… ini dokumen Negara… ga ngarang… silakan
dibaca di arsip nasional kemudian di sekretariat Negara masih tersimpan. di
pusat sejarah TNI ada semua… bahkan untuk selanjutnya kita lihat komandan
divisi pertama TKR kolonel kh. Sam’un beliau ternyata pensiun brigadir jendral.
Jadi banyak kiyai2 yg pensiun brigadir jendral. Ini sejarah yg selama ini
ditutup. Termasuk KH. Hasyim asy’ari dalam pemerintahan presiden soekarno
beliau sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Tp silakan dibaca itu buku2
sejarah anak2 SD, Smp, Sma… ada ga? KH Hasyim asy’ari masuk di buku pelajaran
itu. Ga ada… seoalah2 ga pernah ada jasanya dan bukan pahlawan nasional… jadi
memang yg dari pesantren itu disingkirkan betul dari Negara ini.
Nah, dari situ kita bisa tahu kenapa TKR waktu itu banyak
dipimpin poro kiyai, karena hanya poro kiyai dari pesantren dg santri2 yg
menjadi tentara itu adalah golongan dari elemen bangsa ini yg mau berjuang
sebagai militer tanpa bayaran. Tentara saat itu ga dibayar. Dibayar dr mana..
baru merdeka, duit aja ga punya. Jadi, tentara itu baru menerima bayaran tahun
1950. Selama 45 sampai perjuangan 50 itu ga ada bayaran. Dan yg mau melakukan
itu hanya poro kiyai, dengan tentara2 hizbulloh.. laskar2 itu ga ada bayaran..
sampai sekarang.. NU itu punya tentara swasta namanya Banser, yo gak dibayar…
(hahaha… riuh hadirin tertawa). Itu fakta… jd nanti kita akan tahu bagaimana
sampek terjadinya pertempuran 10 nopember.
10 nopember ini satu peristiwa paling aneh dalam sejarah.
Kenapa? Pertempuran besar yg terjadi setelah perang selesai. Jadi perang dunia
itu selesai 15 agustus. Ketika jepang menyerah itu perang dunia kedua
dinyatakan selesai. Tidak ada lg perang…
Pasukan inggris ditugasi ngangkuti interniran dan tawanan jepang.
Tawanan militer yg diangkuti, tugasnya utama itu. Jangan sampek tawanan2 ini
menghadapi amuk massa… diserang massa dipateni kabeh.. wah iki bahaya. Jd harus
diangkuti.
Bagaimana bs terjadi perang besar 10 nopember, wong sudah ga
ada perang. Nah ternyata sebelum pertempuran 10 nopember ada perang 4 hari di
Surabaya. Tanggal 26, 27, 28, 29 oktober 1945. Bagaimana bisa terjadi perang 4
hari di Surabaya? Karena sebelum tanggal 26, tanggal 22 oktober ada fatwa dan
resolusi jihad dari PBNU, itu yg menyebabkan Surabaya bergolak. Jd tentara
inggris sendiri aslinya tidak pernah berfikir akan perang. Akan bertempur dg
penduduk Surabaya, ga pernah mikir mereka… perang selesai kok… tp karena
masarakat Surabaya terpengaruh fatwa dan resolusi jihad, siap nyerang inggris,
yg waktu itu mendarat di Surabaya. Ini sejarah yg selama ini ditutupi.
Justru karena dg sejarah yg ditutupi, tidak mengakui fatwa
dan resolusi jihad dan tidak mengakui ada perang 4 hari di Surabaya, orang yg
membaca sekilas peristiwa 10 nopember akan nganggep tentara inggris gak waras.
Lapo Ngebomi kota Surabaya tanpa sebab… untuk apa… tp kalo melihat rangkaian
ini baru masuk akal. Oya marah mereka karena jendralnya terbunuh, pasukanya
dibunuh bonek2 suroboyo… (hahahaha audiens ngakak).
Kenapa harus ada fatwa dan resolusi jihad? Karena presiden
soekarno meminta fatwa kepada PBNU, mbh hasyim… apa yg harus dilakukan warga
Negara Indonesia kalo diserang musuh? Karena belanda ingin kembali menguasai
Indonesia. Disitulah bung karno juga menyatakan bagaimana caranya supaya Negara
Indonesia diakui oleh Negara di dunia, karena sejak diproklamasikan 17 agustus
dan Negara dibentuk 18 agustus tidak ada satupun Negara di dunia yg mau
mengakui Indonesia. Karena Negara Indonesia diberitakan adalah Negara boneka bikinan
jepang, bukan atas kehendak rakyat. Negoro sg ora dibelani rakyat.
Itulah… fatwa dan resolusi jihad kemudian dimunculkan oleh
PBNU, itulah yang akhirnya ketika inggris dateng… tanggal 25 oktober tidak
diperbolehkan masuk Surabaya, karena penduduk Surabaya sudah siap perang.
Ternyata sore, gubernur jawa timur mempersilahkan. Silahkan inggris masuk tp di
tempat yg secukupnya saja. Ditunjukkan beberapa lokasi, kemudian masuk. Tanggal
26 oktober ternyata membangun pos2 pertahanan inggris. Karung2 pasir ditumpuk
kemudian dikasih senapan mesin. Bikin begitu, Banyak… lho ini apa maunya
inggris, padahal sudah tersebar isu belanda mau berkuasa dg membonceng tentara
inggris. Dg munculnya pos2 pertahanan tanggal 26 oktober sore hari pos
pertahanan itu diserang massa. Penduduk Surabaya dr kampung2 keluar nawur
pasukan inggris. Ayo tawur.. tawuran.. dan peristiwa itu memang betul… para
pelaku mengatakan, itu duduk perang mas… itu tawuran. Kenapa? Ga ada
komandanya, ga ada yg mimpin. Pokoe wong krungu jihad.. jihad… mbh hasyim.. mbh
hasyim… jihad… sudah, keluar semua langsung tawur. Sambil teriak allohu akbar…
jd ini betul, memang bukan perang karena ga ada komandanya. Keluar dr kampung2,
knp? Karena seruan jihad itu disiarkan lewat langgar2.. masjid… lewat spiker2
itu… langsung jihad… tawur… dan itu berlangsung 27 oktober, besoknya… perang
lg… tanggal 28 oktober yg namanya tentara kepengaruh bonek… melu nawuri
inggris. Namanya tentara kan terlatih.. langsung massa dipimpin, ayo lewat
sini. Dalam pertempuran 28 oktober ini 1000 lebih tentara inggris mati dibunuh.
Tp tentara ga ngakoni, karena mereka tentara… kenapa? Indonesia merdeka, negoro
belum ada yg mengakui, mosok tentara wes mateni tentara inggris, o itu urusan
besar nanti… itu ikhtiyar arek suroboyo kabeh. Ya orang2 surabaya aja. Itu yg
diteriakkan selalu “arek2 suroboyo” krn apa? Tentara ga mau ikut campur disitu.
Negoro drg ono sg ngakui, wes mateni tentara inggris. Sampek tanggal 29
pertempuran itu masih. Disitulah pihak inggris mendatangkan presiden soekarno
dan wakil presiden mohamad hatta, datang… didamaikan… tanggal 30 oktober
ditanda tangani kesepakatan damai, tidak tembak menembak… itu kan gubernur jawa
timur, pimpinan jawa timur, wong sg tawuran rakyat… ga ada hubunganya rakyat dg
gubernur. Gubernure wes tanda tangan, massa kampong ga mau. Itulah tanggal 30
oktober brigadir jendral mallaby digranat arek suroboyo.. blengngngng.. mati.
Inggris ngamuk betul, maksude opo wong2 iki… perang sudah selesai, pasukan
inggris diserang, jendrale dipateni. Panglima tertinggi jendral krestisten
marah. Kemudian ngancam “kalau sampai tanggal 9 nopember jam 6 sore pembunuhnya
mallaby tidak diserahkan, dan tanggal itu orang2 surabaya yg masih memegang
bedil, meriam dst… tidak menyerahkan senjata kepada tentara inggris, tanggal 10
nopember jam 6 pagi Surabaya akan dibom-bardir. Darat laut udara… datanglah
tujuh kapal perang. Langsung di pelabuhan tanjung perak itu… meriamnya sudah
diarahkan ke Surabaya. Dan kemudian meriam howidser diturunkan dari kapal. Ini
husus utk menghancurkan bangunan dan kemudian satu squadron pesawat tempur dan
pesawat pengebom. Memang mau dihabisi Surabaya itu. Krn mereka marah.
Disitulah tanggal 9 nopember jam setengah empat sore setelah
mbh hasyim pulang dari konverensi masyumi di jogja, Karena beliau ketua masyumi
waktu itu, beliau pulang ke Surabaya mendengar ancaman itu dan menyaksikan
sendiri bagaimana blockade mau menghancurkan Surabaya, langsung beliau
menjawab, fatwa… “fardhu ain bagi semua umat islam yg berada dlm jarak 94 kilo
dr kota Surabaya utk membela kota Surabaya”. Ya, 94 kilo itu jarak
dibolehkannya solat qosor. Wilayah sidoarjo, mojokerto, malang, pasuruan,
jombang itu kan ga sampe 90 kilo. Dateng semua. Kediri juga datang. Kita catat
semua. Bahkan dr lirboyo ini dlm catatan dipimpin kiyai mahrus. Jadi seruan itu
langsung disambut luarbiasa. Bahkan Cirebon yg lebih dr 500 kilo datang ke
suroboyo.
Kemudian kiyai agus sunyoto mengkisahkan hiruk pikuk
pertempuran.. mulai dr jumlah pasukan, jenis senjata, siapa saja yg ikut
perang.. termasuk anak2 kecil bahkan orang2 dr lintas agama juga ikut perang.
Orang kong hucu, Kristen, buda semua ikut jihad. Selain menewaskan jendral
mallaby, pertempuran di Surabaya juga menewaskan seorang Brigadir jendral yg
bernama loder saimen. Jd peristiwa pertempuran Surabaya itu menewaskan dua
orang jendral Inggris. (*)
TULISAN DIOLAH DARI TWEET DUTAISLAM.COM
Selamat Hari Pahlawan
BalasHapus